NAMA :
PRANGKY RAMOS M S
NIM : F1C111017
MATA KULIAH : KIMIA
ORGANIK FISIK
Teori Asam Basa Menurut Arrhenius
Arrhenius sendiri adalah
ilmuwan yang berasal dari swedia dan seorang yang mendapatkan penghargaan nobel
atas karyanya.menurutnya pengertian asam dan basa adalah sebagai berikut
Asam => Zat yang di dalam air melepaskan ion H+
Basa => Zat yang di dalam air melepaskan ion H-
Basa => Zat yang di dalam air melepaskan ion H-
Istilah asam
dan basa sudah dikenal oleh masyarakat ilmiah sejak dulu. Istilah asam
diberikan kepada zat yang rasanya asam, sedangkan basa untuk zat yang rasanya
pahit.
Pada
1777, Lavoisier menyatakan bahwa oksigen adalah unsur utama dalam senyawa asam.
Pada 1808, Humphry Davy menemukan fenomena lain, yaitu HCl dalam air dapat
bersifat asam, tetapi tidak mengandung oksigen. Fakta ini memicu Arrhenius
untuk mengajukan teori asam basa.
Menurut
Arrhenius, asam adalah zat yang dapat melepaskan ion H+ di
dalam air sehingga konsentrasi ion H+ dalam air meningkat.
Basa adalah zat yang dapat melepaskan ion OH– di dalam air
sehingga konsentrasi ion OH– dalam air meningkat.
Contoh senyawa yang tergolong asam dan basa menurut teori Arrhenius adalah sebagai berikut:
a.
Asam : HCl, HNO3, dan H2SO4. Senyawa
ini jika dilarutkan dalam air akan terurai membentuk ion H+ dan
ion negatif sisa asam.
HCI(g)
→ H+(aq) + CI–(aq)
H2SO4(aq) → 2H+(aq)
+ SO4 2–(aq)
b. Basa : NaOH, KOH, Ca(OH)2, dan dan Al(OH)3. Senyawa ini jika dilarutkan dalam air akan terurai membentuk ion OH– dan ion positif sisa basa.
NaOH(aq)
→ Na+(aq) + OH–(aq)
Ca(OH)2(aq)
→ Ca2+(aq) + 2OH–(aq)
Menurut
teori Arrhenius, rumus kimia asam harus mengandung atom hidrogen (–H) dan rumus
kimia basa harus mengandung gugus hidroksil (–OH).
Teori Asam Basa
Bronsted-Lowry dan Lewis
Teori asam basa Arrhenius berhasil menjelaskan beberapa senyawa asam atau basa, tetapi teori tersebut masih memiliki keterbatasan, di antaranya senyawa asam dan basa hanya berlaku di dalam pelarut air, pembentukan ion H+ atau OH– adalah ciri khas asam basa. Jika dalam suatu reaksi tidak membentuk ion H+ atau OH–, reaksi tersebut tidak dapat dikatakan sebagai reaksi asam atau basa.
Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Asam => Spesi yang memberikan Proton
Teori asam basa Arrhenius berhasil menjelaskan beberapa senyawa asam atau basa, tetapi teori tersebut masih memiliki keterbatasan, di antaranya senyawa asam dan basa hanya berlaku di dalam pelarut air, pembentukan ion H+ atau OH– adalah ciri khas asam basa. Jika dalam suatu reaksi tidak membentuk ion H+ atau OH–, reaksi tersebut tidak dapat dikatakan sebagai reaksi asam atau basa.
Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Asam => Spesi yang memberikan Proton
Basa => Spesi yang menerima Proton
Teori ini sendiri memiliki keselarasan dengan yang di
kemukakan oleh Lewis karena di sini kalau di simpulkan bahwa Asam adalah zat
yang menjadi donor Proton dan sebagai akseptornya adalah Basa
Fakta menunjukkan, banyak reaksi asam basa yang tidak melalui
pembentukan ion H+ atau OH–, misalnya reaksi antara HCl(g) dan NH3(g). Persamaannya :
HCl(g) + NH3(g) → NH4Cl(s)
Menurut Arrhenius, reaksi HCl dan NH3 dalam fasa gas tidak dapat dikategorikan sebagai reaksi asam basa karena tidak membentuk ion H+ dan OH–, padahal kedua senyawa itu adalah asam dan basa. Akibat keterbatasan teori Arrhenius, pada 1923, Johanes Bronsted dan Thomas Lowry mengemukakan teori asam basa berdasarkan transfer proton (ion H+).
Menurut Bronsted-Lowry, dalam reaksi yang melibatkan transfer proton, asam adalah spesi yang bertindak sebagai donor proton, sedangkan basa adalah spesi yang bertindak sebagai akseptor proton. Proton (ion H+) dalam air tidak berdiri sendiri melainkan terikat pada molekul air karena atom O pada molekul H2O memiliki pasangan elektron bebas yang dapat digunakan untuk berikatan kovalen koordinasi dengan proton membentuk ion hidronium, H3O+. Persamaan reaksinya :
H2O(l) + H+(aq) → H3O+(aq)
Teori asam-basa Bronsted-Lowry dapat diterapkan terhadap reaksi HCl dan NH3. Dalam fasa gas, HCl dan NH3 tidak terionisasi karena keduanya molekul kovalen yang tergolong reaksi asam basa.
HCl(g) + NH3(g) → NH4Cl(s)
Menurut Arrhenius, reaksi HCl dan NH3 dalam fasa gas tidak dapat dikategorikan sebagai reaksi asam basa karena tidak membentuk ion H+ dan OH–, padahal kedua senyawa itu adalah asam dan basa. Akibat keterbatasan teori Arrhenius, pada 1923, Johanes Bronsted dan Thomas Lowry mengemukakan teori asam basa berdasarkan transfer proton (ion H+).
Menurut Bronsted-Lowry, dalam reaksi yang melibatkan transfer proton, asam adalah spesi yang bertindak sebagai donor proton, sedangkan basa adalah spesi yang bertindak sebagai akseptor proton. Proton (ion H+) dalam air tidak berdiri sendiri melainkan terikat pada molekul air karena atom O pada molekul H2O memiliki pasangan elektron bebas yang dapat digunakan untuk berikatan kovalen koordinasi dengan proton membentuk ion hidronium, H3O+. Persamaan reaksinya :
H2O(l) + H+(aq) → H3O+(aq)
Teori asam-basa Bronsted-Lowry dapat diterapkan terhadap reaksi HCl dan NH3. Dalam fasa gas, HCl dan NH3 tidak terionisasi karena keduanya molekul kovalen yang tergolong reaksi asam basa.
HCl(g)
|
+
|
NH3(g)
|
→
|
NH4Cl(s)
|
Asam
|
Basa
|
Garam
|
Pada reaksi tersebut, molekul HCl bertindak sebagai donor proton (asam), dan molekul NH3 bertindak sebagai akseptor proton (basa). Menurut Bronsted-Lowry, reaksi asam basa yang melibatkan transfer proton membentuk keadaan kesetimbangan. Contoh reaksi antara NH3 dan H2O , arah panah menunjukkan bahwa proton menerima pasangan elektron bebas dari NH3 , dan ikatan N–H terbentuk. persamaan reaksinya sebagai berikut.
NH3(aq) + H2O(l) ↔ NH4+(aq) + OH–(aq)
Reaksi ke kanan, NH3 menerima proton dari H2O. Jadi, NH3 adalah basa dan H2O adalah asam. Pada reaksi kebalikannya, NH4+ donor proton terhadap OH–. Oleh sebab itu, ion NH4+ adalah asam dan ion OH– adalah basa. Spesi NH3 dan NH4+ berbeda dalam hal jumlah protonnya. NH3 menjadi ion NH4+ melalui pengikatan proton, sedangkan ion NH4+ menjadi NH3 melalui pelepasan proton. Spesi NH4+ dan NH3 seperti ini dinamakan pasangan konjugat asam basa.
Pasangan konjugat asam basa terdiri atas dua spesi yang terlibat dalam reaksi asam basa, satu asam dan satu basa yang dibedakan oleh penerimaan dan pelepasan proton. Asam pada pasangan itu dinamakan asam konjugat dari basa, sedangkan basa adalah basa konjugat dari asam. Jadi, NH4+ adalah asam konjugat dari NH3 dan NH3 adalah basa konjugat dari NH4+.
Menurut Bronsted-Lowry, kekuatan asam basa konjugat adalah
kebalikannya. Jika suatu senyawa merupakan asam kuat, basa konjugatnya adalah
basa lemah. Kekuatan asam basa konjugat dapat digunakan untuk meramalkan arah
reaksi asam basa. Suatu reaksi asam basa akan terjadi jika hasil reaksinya
merupakan asam lebih lemah atau basa lebih lemah. Dengan kata lain, reaksi akan
terjadi ke arah pembentukan spesi yang lebih lemah.
Asam
|
Basa Konjugat
|
||
Asam paling kuat
|
HClO4
|
ClO4–
|
Basa paling lemah
|
HI
|
I–
|
||
HBr
|
Br–
|
||
HCl
|
Cl–
|
||
H2SO4
|
HSO4–
|
||
HNO3
|
NO3–
|
||
H3O+
|
H2O
|
||
HSO4–
|
SO4–
|
||
H3PO4
|
H2PO4–
|
||
HF
|
F–
|
||
HNO2
|
NO2–
|
||
HCOOH
|
HCOO–
|
||
CH3COOH
|
CH3COO–
|
||
H2CO3
|
HCO3–
|
||
H2S
|
HS–
|
||
NH4+
|
NH3
|
||
HCN
|
CN–
|
||
HS–
|
S2–
|
||
H2O
|
OH–
|
||
Asam paling lemah
|
NH3
|
NH2–
|
Basa paling kuat
|
Tabel 3. Kekuatan Asam dan Basa Konjugat
Contoh Soal Kekuatan Asam Basa Konjugat (12) :
Perhatikan reaksi berikut.
SO42–(aq) + HCN(aq) ↔ HSO4– (aq) + CN–(aq)
Ke arah manakah reaksi akan terjadi?
Pembahasan :
Jika kekuatan asam HCN dan HSO4– dibandingkan, terlihat bahwa HCN adalah asam yang lebih lemah. Selain itu, kekuatan basa antara SO42– dan CN– terlihat bahwa SO42– lebih lemah.
Oleh karena itu, reaksi akan terjadi dari arah kanan ke arah kiri persamaan kimia.
HSO4– (aq) + CN–(aq) → SO42– (aq) + HCN(aq)
Contoh Soal UNAS 2003 :
Pasangan asam basa konjugasi dari reaksi :
HSO4–(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + SO42–(aq)
adalah ....
A.
HSO4–(aq) dengan H2O(l)
B.
H3O+(aq) dengan SO42–(aq)
C.
HSO4–(aq) dengan H3O+(aq)
D.
H2O(l) dengan SO42–(aq)
E.
HSO4–(aq) dengan SO42–(aq)
Pembahasan :
Pembahasan :
Pasangan asam basa konjugasinya :
HSO4–(aq) dengan SO42–(aq) dan H2O(l) dengan H3O+(aq).
Jadi, jawabannya (E).
Berdasarkan kekuatan asam basa konjugat, suatu spesi dapat berperan sebagai asam maupun sebagai basa bergantung pada jenis pereaksinya. Spesi seperti ini disebut ampiprotik.
Contoh :
Reaksi antara ion HCO3– dan HF serta reaksi antara ion HCO3– dan ion OH–, persamaan kimianya:
HSO4–(aq) dengan SO42–(aq) dan H2O(l) dengan H3O+(aq).
Jadi, jawabannya (E).
Berdasarkan kekuatan asam basa konjugat, suatu spesi dapat berperan sebagai asam maupun sebagai basa bergantung pada jenis pereaksinya. Spesi seperti ini disebut ampiprotik.
Contoh :
Reaksi antara ion HCO3– dan HF serta reaksi antara ion HCO3– dan ion OH–, persamaan kimianya:
1.
HCO3–(aq) + HF(aq) ↔ H2CO3(aq)
+ F–(aq)
2.
HCO3–(aq) + OH–(aq) ↔ CO32–(aq)
+ H2O(aq)
Pada reaksi (1), ion HCO3– menerima proton dari HF maka ion HCO3– bertindak sebagai basa. Pada reaksi (2), HCO3– memberikan proton kepada ion OH– maka ion HCO3– bertindak sebagai asam. Jadi, ion HCO3– dapat bertindak sebagai asam dan juga bertindak sebagai basa. Spesi seperti ini dinamakan ampiprotik.
Contoh Soal Asam Basa Menurut Bronsted-Lowry (13) :
Pada persamaan reaksi berikut, tentukan spesi manakah yang bertindak sebagai asam atau basa. Tunjukkan pasangan asam basa konjugatnya?
Pada reaksi (1), ion HCO3– menerima proton dari HF maka ion HCO3– bertindak sebagai basa. Pada reaksi (2), HCO3– memberikan proton kepada ion OH– maka ion HCO3– bertindak sebagai asam. Jadi, ion HCO3– dapat bertindak sebagai asam dan juga bertindak sebagai basa. Spesi seperti ini dinamakan ampiprotik.
Contoh Soal Asam Basa Menurut Bronsted-Lowry (13) :
Pada persamaan reaksi berikut, tentukan spesi manakah yang bertindak sebagai asam atau basa. Tunjukkan pasangan asam basa konjugatnya?
(a)
HCO3–(aq) + HF(aq) ↔ H2CO3(aq)
+ F–(aq)
(b)
HCO3–(aq) + OH–(aq) ↔ CO32–(aq)
+ H2O(l)
Jawaban :
(a) Ruas kiri persamaan, HF adalah donor proton, di ruas kanan, H2CO3 sebagaidonor proton. Jadi, akseptor proton adalah HCO3– (kiri) dan F– (kanan).
Dengan diketahuinya donor dan akseptor proton, asam dan basa dapat ditentukan.
Jawaban :
(a) Ruas kiri persamaan, HF adalah donor proton, di ruas kanan, H2CO3 sebagaidonor proton. Jadi, akseptor proton adalah HCO3– (kiri) dan F– (kanan).
Dengan diketahuinya donor dan akseptor proton, asam dan basa dapat ditentukan.
HCO3– (aq)
|
+
|
HF(aq)
|
↔
|
H2CO3(aq)
|
+
|
F–(aq)
|
Basa
|
Asam
|
Basa
|
Asam
|
Pada reaksi ini, H2CO3 dan HCO3– adalah pasangan konjugat asam basa. Demikian juga, pasangan HF dan F–.
(b) Dengan cara yang sama, asam dan basa dapat ditentukan.
HCO3– (aq)
|
+
|
OH–(aq)
|
↔
|
CO32–(aq)
|
+
|
H2O(l)
|
Asam
|
Basa
|
Asam
|
Basa
|
Pada reaksi ini, HCO3– dan CO32– adalah pasangan konjugat asam-basa. Demikian juga, H2O dan OH– . Walaupun HCO3– berfungsi sebagai suatu asam dalam reaksi (b), tetapi pada reaksi (a) berfungsi sebagai basa. Jadi, HCO3– tergolong ampiprotik.
Teori Asam Basa Lewis
Asam => Zat yang menerima pasangan electron bisa juga
di sebut dengan akseptor electron
Basa => Zat yang memberikan pasangan electron bisa juga di sebut pemberi donor electron
Basa => Zat yang memberikan pasangan electron bisa juga di sebut pemberi donor electron
Teori ini sendiri memiliki keluasan dalam makna dan belum
spesifik karena hanya menyebutkan si penerima dan si pemberi electron dalam
suatu ikatan.
Beberapa reaksi tertentu mempunyai sifat reaksi asam-basa,
tetapi tidak cocok dengan teori Bronsted-Lowry maupun teori Arrhenius.
Misalnya, reaksi antara oksida basa Na2O dan
oksida asam SO3 membentuk
garam Na2SO4.
Persamaannya:
Na2O(s) + SO3(g) → Na2SO4(s)
Menurut Lewis, konsep asam dan basa secara umum mencakup reaksi oksida asam dan oksida basa, termasuk reaksi transfer proton. Menurut Lewis, asam adalah spesi yang bertindak sebagai akseptor pasangan elektron bebas dari spesi lain membentuk ikatan kovalen koordinasi. Basa adalah spesi yang bertindak sebagai donor pasangan elektron bebas kepada spesi lain membentuk ikatan kovalen koordinat.
Reaksi Na2O dan SO3 melibatkan reaksi ion oksida, yaitu O2– dari padatan ionik Na2O dan gas SO3. Reaksinya sebagai berikut.
Na2O(s) + SO3(g) → Na2SO4(s)
Menurut Lewis, konsep asam dan basa secara umum mencakup reaksi oksida asam dan oksida basa, termasuk reaksi transfer proton. Menurut Lewis, asam adalah spesi yang bertindak sebagai akseptor pasangan elektron bebas dari spesi lain membentuk ikatan kovalen koordinasi. Basa adalah spesi yang bertindak sebagai donor pasangan elektron bebas kepada spesi lain membentuk ikatan kovalen koordinat.
Reaksi Na2O dan SO3 melibatkan reaksi ion oksida, yaitu O2– dari padatan ionik Na2O dan gas SO3. Reaksinya sebagai berikut.
Na2+ O2–(s)
+ SO3(g) → 2Na+ + SO42–(s)
Pada reaksi di atas, Na2O bertindak sebagai donor pasangan elektron bebas (basa) dan SO3 sebagai akseptor pasangan elektron bebas (asam).
Tinjau reaksi antara NH3 dan BF3. Reaksi ini merupakan reaksi asam basa menurut Lewis. Persamaan reaksinya:
NH3(g) + BF3(g) → H3N–BF3(s)
Dalam reaksi tersebut, BF3 bertindak sebagai akspetor pasangan elektron bebas (asam) dan NH3 sebagai donor pasangan elektron bebas (basa).
Contoh Soal Asam Basa Lewis (14) :
Pada reaksi berikut, tentukan asam dan basa menurut Lewis.
B(OH)3(s) + H2O(l) ↔ B(OH)4–(aq) + H+(aq)
Jawaban :
Tuliskan setiap spesi ke dalam bentuk rumus Lewis, kemudian tentukan akseptor dan donor pasangan elektron bebasnya.
Reaksinya adalah :
Rangkuman :
1. Menurut teori Arrhenius, asam adalah zat yang di dalam larutan air dapat melepaskan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang di dalam larutan air dapat melepaskan ion OH–.
2. Konsentrasi H+ dan OH– dalam larutan dinyatakan dengan pH dan pOH, dengan rumus :
pH = –log [H+] dan pOH = –log [OH–].
3. Hubungan pH dan pOH dinyatakan melalui tetapan ionisasi air, yaitu:
pKw = pH + pOH = 14.
4. Asam dan basa kuat adalah asam basa yang terionisasi sempurna di dalam air: Konsentrasi H+ atau OH– dalam larutan asam-basa kuat sama dengan konsentrasi asam dan basa semula :
[H+] = [HX] dan [OH–] = [MOH]
5. Asam dan basa lemah terionisasi sebagian di dalam air dan membentuk kesetimbangan. Tetapan kesetimbangan ionisasinya sebagai berikut.
6. Konsentrasi H+ dan OH– dalam larutan asam dan basa lemah sesuai rumus berikut.
7. Kekuatan ionisasi asam basa dinyatakan dengan derajat ionisasi (a), dirumuskan sebagai berikut.
8. Hubungan derajat ionisasi dan tetapan ionisasi asam dan basa lemah dinyatakan dengan persamaan :
9. Asam poliprotik adalah asam yang dapat melepaskan lebih dari satu proton dan terionisasi secara bertahap.
10. Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah zat yang bertindak sebagai donor proton, sedangkan basa adalah sebagai akseptor proton.
11. Bronsted-Lowry juga menyatakan bahwa pasangan asam basa yang terlibat dalam transfer proton dinamakan pasangan konjugat asam basa.
12. Menurut Lewis, asam adalah spesi yang bertindak selaku akseptor pasangan elektron bebas, sedangkan basa selaku donor pasangan elektron bebas membentuk ikatan kovalen koordinasi.
Asam dan
basa organik
Asam organik
Asam organik
dicirikan oleh adanya atom hidrogen yang terpolarisasi positif. Terdapat dua
macam asam organik, yang pertama adanya atom hidrogen yang terikat dengan atom
oksigen, seperti pada metil alkohol dan asam asetat. Kedua, adanya atom
hidrogen yang terikat pada atom karbon di mana atom karbon tersebut berikatan
langsung dengan gugus karbonil (C=O), seperti pada aseton.
Metil
alkohol mengandung ikatan O-H dan karenanya bersifat asam lemah, asam asetat
juga memiliki ikatan O-H yang bersifat asam lebih kuat. Asam asetat bersifat
asam yang lebih kuat dari metil alkohol karena basa konjugat yang terbentuk
dapat distabilkan melalui resonansi, sedangkan basa konjugat dari metil alkohol
hanya distabilkan oleh keelektronegativitasan dari atom oksigen.
Keasaman
aseton diperlihatkan dengan basa konjugat yang terbentuk distabilkan dengan
resonansi. Dan lagi, datu dari bentuk resonannya menyetabilkan muatan negatif
dengan memindahkan muatan tersebut pada atom oksigen. Asam organik merupakan
asam lemah karena ionisasi sangat tidak lengkap. Pada suatu waktu sebagian
besar dari asam berada di larutan sebagai molekul yang tidak terionisasi. Sebagai
contoh pada kasus asam etanoik, larutan mengandung 99% molekul asam etanoik dan
hanya 1 persen yang benar benar terionisasi. Posisi dari kesetimbangan menjadi
bergeser ke arah kiri.
Dua faktor
yang mempengaruhi ionisasi dari asam adalah:
Kekuatan
dari ikatan yang diputuskan,
kestabilan
ion yang terbentuk.
Dalam kasus
ini, anda memutus ikatan dari molekul yang sama (antara O dan H) jadi bisa
dianggap kekuatan ikatan yang diputuskan adalah sama.
Faktor yang
paling penting dalam menentukan kekuatan relatif dari molekul adalah pada sifat
dari ion ion yang terbentuk.Anda selalu mendapatkan ion hidroksinium jadi anda
tidak perlu membandingkan itu. Yang perlu anda bandingkan adalah sifat dari
anion (ion negatif) yang berbeda-beda pada setiap kasus.
Basa Organik
Basa organik
dicirikan dengan adanya atom dengan
pasangan elektron bebas yang dapat mengikat proton. Senyawa-senyawa yang
mengandung atom nitrogen adalah salah
satu contoh basa organik, tetapi senyawa yang mengandung oksigen dapat pula
bertindak sebagai basa ketika direaksikan dengan asam yang cukup kuat. Perlu
dicatat bahwa senyawa yang mengandung atom oksigen dapat bertindak sebagai asam
maupun basa, tergantung lingkungannya.
Misalnya aseton dan metil alkohol dapat bertindak sebagai asam ketika menyumbangkan
proton, tetapi sebagai basa ketika atom oksigennya menerima proton.
Dua faktor
yang mempengaruhi kekuatan dari sebuah basa adalah:
Kemudahan
pasangan bebas mengikat ion hidrogen,
kestabilan
dari ion yang terbentuk.
Hubungan
Teori Bronsted-Lowry dengan Teori Arrhenius
Teori
asam-basa Bronsted-Lowry tidaklah bertentangan dengan teori asam-basa
Arrhenius, justru lebih melengkapi. Ion hidroksida tetap bertindak sebagai
basa, karena mampu menerima ion hidrogen dari asam dan juga dari air. Asam
menghasilkan ion hidrogen dalam larutan sebab asam bereaksi dengan molekul air
dengan cara memberikan protonnya kepada air.
Ketika gas
hidrogen klorida dilarutkan dalam air, molekul hidrogen klorida akan memberikan
protonnya (sebagai ion hidrogen) kepada air untuk menghasilkan asam klorida.
Ikatan koordinasi terbentuk antara satu pasang elektron bebas pada atom oksigen
dengan ion hidrogen dari HCl menghasilkan ion hidronium (H3O+).
Apabila
suatu asam dalam larutan bereaksi dengan suatu basa, yang bertindak sebagai
asam adalah ion hidronium. Sebagai contoh adalah terjadinya transfer proton
dari ion hidronium kepada ion hidroksida untuk menghasilkan air.
Hal penting
yang harus diingat adalah:
Apabila kita
membicarakan ion hidrogen dalam larutan, H+(aq), yang sebenarnya kita
bicarakan tidak lain adalah ion hidronium, H3O+(aq). 3
Permasalahan
hidrogen klorida / amonia
Reaksi HCl
dengan NH3
yang merupakan masalah (tidak bisa dijelaskan) dalam teori
Arrhenius, bukan lagi merupakan masalah dalam teori Bronsted-Lowry. Baik pada
saat kita membicarakan reaksi dalam larutan maupun dalam fasa gas, amonia tetap
bertindak sebagai basa, karena amonia menerima proton (H+).
Hidrogen akan terikat pada pasangan elektron bebas pada atom nitrogen melalui
ikatan koordinasi.
Jika reaksi
berlangsung dalam larutan, amonia akan menerima proton dari ion hidronium (H3O+)
Jika reaksi
berlangsung dalam keadaan gas, amonia menerima proton secara langsung dari
hidrogen klorida.
Dengan kata
lain, amonia bertindak sebagai basa dengan cara menerima satu ion hidrogen dari
asam.
Karena
proton selalu dihasilkan menurut teori asam-basa Arrhenius, berarti semua
reaksi asam-basa Arrhenius merupakan reaksi asam-basa Bronsted-Lowry, dengan
catatan, air terlibat dalam reaksi. Apabila air tidak terlibat dalam reaksi,
maka penjelasan reaksi asam-basa menggunakan teori asam-basa Bronsted-Lowry.
pertanyaan
Bagaimana reaksi antara ion HCO3– dan HF serta reaksi antara ion HCO3– dan ion
OH–, persamaan kimianya:
1.
HCO3–(aq) + HF(aq) ↔ H2CO3(aq)
+ F–(aq)
2.
HCO3–(aq) + OH–(aq) ↔ CO32–(aq)
+ H2O(aq)
Pada reaksi (1), ion HCO3– menerima proton dari HF maka ion HCO3– bertindak sebagai basa. Pada reaksi (2), HCO3– memberikan proton kepada ion OH– maka ion HCO3– bertindak sebagai asam. Jadi, ion HCO3– dapat bertindak sebagai asam dan juga bertindak sebagai basa. Spesi seperti ini dinamakan ampiprotik.
Pada reaksi (1), ion HCO3– menerima proton dari HF maka ion HCO3– bertindak sebagai basa. Pada reaksi (2), HCO3– memberikan proton kepada ion OH– maka ion HCO3– bertindak sebagai asam. Jadi, ion HCO3– dapat bertindak sebagai asam dan juga bertindak sebagai basa. Spesi seperti ini dinamakan ampiprotik.
Reaksi ini merupakan reaksi asam basa kunjugasi dimana asam akan menghasilkan proton dan basa konjugasi, sedangkan basa ; bawa + proton menghasilkan asam konjugasi.
BalasHapusReaksi antara ion HCO3– dan HF serta reaksi antara ion HCO3– dan ion OH–, persamaan kimianya:
BalasHapus1. HCO3–(aq) + HF(aq) ↔ H2CO3(aq) + F–(aq)
2. HCO3–(aq) + OH–(aq) ↔ CO32–(aq) + H2O(aq)
pada reaksi pertama ion HCO3- menerima proton dari HF maka ion HC)3- bertindak sebagai basa. PAda reaksi yang kedua HCO3- memberikan proton kepada ion OH- maka ion HCO3- bertindak sebagai asam. Jadi ion HCO3- dapat bertindak sebagai asam dan juga bertindak sebagai basa.
Reaksi antara ion HCO3– dan HF serta reaksi antara ion HCO3– dan ion OH–, persamaan kimianya:
BalasHapus1. HCO3–(aq) + HF(aq) ↔ H2CO3(aq) + F–(aq)
2. HCO3–(aq) + OH–(aq) ↔ CO32–(aq) + H2O(aq)
pada reaksi pertama ion HCO3- menerima proton dari HF maka ion HC)3- bertindak sebagai basa. PAda reaksi yang kedua HCO3- memberikan proton kepada ion OH- maka ion HCO3- bertindak sebagai asam. Jadi ion HCO3- dapat bertindak sebagai asam dan juga bertindak sebagai basa.