RADIKAL
BEBAS
Radikal bebas adalah
molekul dengan elektron tidak berpasangan. Dalam pencarian mereka untuk
menemukan elektron lain, mereka sangat reaktif dan menyebabkan kerusakan pada
molekul sekitarnya. Namun, radikal bebas juga berguna karena mereka membantu
reaksi penting dalam tubuh kita terjadi dan dapat dimanfaatkan untuk
memproduksi obat-obatan, plastik yang dirancang khusus dan bahan inovatif
lainnya.
Radikal bebas yang ada
di tubuh manusia berasal dari 2 sumber yakni endogen (dari dalam tubuh) dan
eksogen (dari luar tubuh). Eksogen yang berasal dari luar tubuh seperti polusi
udara, radiasi UV, sinar-X, pestisida dan asap roko. Radikal bebas endogen
adalah radikal bebas yang berasal dari dalam tubuh sendiri seperti autoksidasi,
oksidasi enzimatik dan respiratory burst. Radikal bebas merupakan suatu atom
molekul atau senyawa yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak
berpasangan sehingga sangat reaktif. Radikal bebas dapat terbentuk dalam tubuh
saat bernafas sebagai hasil samping proses oksidasi atau pembakaran, olahraga
yang berlebihan, ketika terjadi peradangan, terpapar polusi lingkungan seperti
dari asap rokok, kendaraan bermotor, radiasi, dan sebagainya.
Pada saat terjadi
infeksi, radikal diperlukan untuk membunuh mikroorganisme penyebab infeksi.
Namun, paparan radikal bebas yang berlebihan dan secara terus-menerus dapat
menyebabkan kerusakan sel, mengurangi kemampuan sel untuk beradaptasi terhadap
lingkungannya, dan para akhirnya dapat menyebabkan kematian sel. Radikal bebas
yang bersifat reaktif dapat menyebabkan kerusakan sel, kematian sel, mengurangi
kemampuan adaptasi sel sehingga timbul gangguan atau penyakit.
Sumber
- sumber radikal bebas
Asap
rokok : Oksidan dalam rokok mempunyai jumlah yang cukup
untuk memainkan peranan yang besar terjadinya kerusakan saluran napas.
Diperkirakan bahwa setiap hisapan rokok mempunyai bahan oksidan dalam jumlah
yang sangat besar, meliputi aldehida, epoxida, peroxida, dan radikal bebas lain
yang mungkin cukup berumur panjang dan bertahan hingga menyebabkan kerusakan
alveoli paru. Bahan lain seperti nitrit oksida, radikal peroksil, dan radikal
yang mengandung karbon ada dalam fase gas. Juga mengandung radikal lain yang
relatif stabil dalam fase tar.
Polusi
udara : Polusi dari kendaraan bermotor, industri, asap
rokok, mesin foto copy, pendingin ruangan, dan makanan yang tidak sehat,
merupakan sumber radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh manusia. Selain itu,
proses alami respirasi dan fungsi metabolisme yang buruk di dalam tubuh, juga
menjadi penyebab internal meningkatkan radikal bebas dalam tubuh.
Radiasi
UV : Matahari memancarkan sinar dengan radiasi
panjang gelombang dengan rentang yang sangat lebar, tetapi yang masuk ke bumi
dan mendapat perhatian khusus adalah sinar ultra violet yang memiliki energi
cukup besar yang dapat memicu bahkan menimbulkan radikal bebas dalam tubuh
terutama kulit.
Pestisida
: Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan
dan lingkungan. Hal ini disebabkan pestisida bersifat polutan dan menyebarkan
radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti mutasi gen
dan gangguan syaraf pusat. Disamping itu residu kimia yang beracun tertinggal
pada produk pertanian dapat memicu kerusakan sel, penuaan dini dan munculnya
penyakit degeneratif.
Obat-obatan
: Beberapa macam obat dapat meningkatkan produksi radikal bebas dalam bentuk
peningkatan tekanan oksigen. Bahan-bahan tersebut bereaksi bersama hiperoksia
dapat mempercepat tingkat kerusakan. Termasuk didalamnya antibiotika kelompok
quinoid atau berikatan logam untuk aktivitasnya (nitrofurantoin), obat kanker
seperti bleomycin, anthracyclines (adriamycin), dan methotrexate, yang memiliki
aktifitas pro-oksidan. Selain itu, radikal juga berasal dari fenilbutason,
beberapa asam fenamat dan komponen aminosalisilat dari sulfasalasin dapat
menginaktifasi protease, dan penggunaan asam askorbat dalam jumlah banyak
mempercepat peroksidasi lemak.
Olahraga
berlebihan : Olahraga berlebihan akan membuat tubuh
membutuhkan suplai oksigen yang sangat banyak, sehingga peningkatan ini akan
memicu timbulnya radikal bebas dalam tubuh. Jika gaya olahraga semacam ini
dilakukan dengan frekuensi yang sering, maka akan terjadi penumpukan radikal
bebas dalam tubuh. Peningkatan pembentukan radikal bebas dalam aktivitas
olahraga dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu oleh rusaknya
jaringan otot akibat dari gerakan-gerakan yang bersifat eksposif. Olah raga dengan
intesitas tinggi dan durasi lama ternyata juga terbukti dapat
menimbulkankerusakan sel. Konversi radikal bebas lemah (superoxide) menjadi
radikal bebas yang lebih merusak (hydroxyl) oleh akumulasi asam laktat otot
serta dari peningkatan metabolisme energi yang meningkatan jumlah molekul
oksigen (O2) di dalam tubuh. Ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas yang
terbentuk di dalam tubuh dengan kapasitas kemampuan antioksidan alami tubuh
untuk ‘menjinakannya’ dapat menyebabkan kondisi yang disebut sebagai stres
oksidatif (oxidative stress). Stres oksidatif yang dipicu oleh peningkatan
jumlah radikal bebas di dalam tubuh akibat dari peningkatan metabolisme energi
, kualitas udara yang buruk ataupun sebab lainnya dapat menyebabkan kerusakan
pada sel, jaringan dan organ tubuh.
Radiasi
: Radioterapi memungkinkan terjadinya kerusakan jaringan yang disebabkan oleh
radikal bebas. Radiasi elektromagnetik (sinar X, sinar gamma) dan radiasi
partikel (partikel elektron, photon, neutron, alfa, dan beta) menghasilkan
radikal primer dengan cara memindahkan energinya pada komponen seluler seperti
air. Radikal primer tersebut dapat mengalami reaksi sekunder bersama oksigen
yang terurai atau bersama cairan seluler.
Autoksidasi
: Autoksidasi merupakan produk dari proses metabolisme aerobik. Molekul yang
mengalami autoksidasi berasal dari katekolamin, hemoglobin, mioglobin, sitokrom
C yang tereduksi, dan thiol. Autoksidasi dari molekul diatas menghasilkan
reduksi dari oksigen diradikal dan pembentukan kelompok reaktif oksigen.
Superoksida merupakan bentukan awal radikal. Ion ferrous (Fe II) juga dapat
kehilangan elektronnya melalui oksigen untuk membuat superoksida dan Fe III
melalui proses autoksidasi.
Oksidasi
enzimatik : Beberapa jenis sistem enzim mampu menghasilkan radikal
bebas dalam jumlah yang cukup bermakna, meliputi xanthine oxidase (activated in
ischemia-reperfusion), prostaglandin synthase, lipoxygenase, aldehyde oxidase,
dan amino acid oxidase. Enzim myeloperoxidase hasil aktivasi netrofil,
memanfaatkan hidrogen peroksida untuk oksidasi ion klorida menjadi suatu
oksidan yang kuat asam hipoklor.
Respiratory
burst : Sel fagositik
menggunakan oksigen dalam jumlah yang besar selama fagositosis. Lebih kurang
70-90 persen penggunaan oksigen tersebut dapat diperhitungkan dalam produksi
superoksida. Fagositik sel tersebut memiliki sistem membran bound flavoprotein
cytochrome-b-245 NADPH oxidase. Enzim membran sel seperti NADPH-oxidase keluar
dalam bentuk inaktif. Paparan terhadap bakteri yang diselimuti imunoglobulin, kompleks
imun, komplemen 5a, atau leukotrien dapat mengaktifkan enzim NADPH-oxidase.
Aktifasi tersebut mengawali respiratory burst pada membran sel untuk
memproduksi superoksida. Kemudian H2O2 dibentuk dari superoksida dengan cara
dismutasi bersama generasi berikutnya dari OH dan HOCl oleh bakteri.
Mekanisme
Reaksi Pembentukan Radikal Bebas
Dalam reaksi kimia,
radikal bebas sering dituliskan sebagai titik yang ditempatkan pada simbol atom
atau molekul. Contoh penulisan radikal bebas berikut sebagai hasil dari
pemecahan homolitik:
Cl2 → Cl• + Cl•
Mekanisme reaksi radikal menggunakan panah bermata
tunggal untuk menjelaskan pergerakan elektron tunggal :
Pemutusan homolitik pada pemecahan ikatan
digambarkan dengan penarikan satu elektron. Hal ini digunakan untuk membedakan
dengan pemutusan heterolitik yang menggunakan anak panah bermata ganda pada
umumnya.
Dampak
Radikal Bebas Pada Tubuh
-
Penyakit kronis.
Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat
kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi
nyata. Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah
serangan jantung,kanker, katarak dan menurunnya fungsi ginjal. Untuk mencegah
atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan.
- Kerusakan DNA.
Seperti pada
protein kecil kemungkinan terjadinya kerusakan di DNA menjadi suatu reaksi
berantai, biasanya kerusakan terjadi bila ada lesi pada susunan molekul,
apabila tidak dapat diatasi, dan terjadi sebelum replikasi maka akan terjadi
mutasi. Radikal oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA
seperti pada radiasi biologis. Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel
tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga terjadi mutasi.
Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menjadi penyakit kanker.
- Kerusakan jaringan Pada umumnya semua sel jaringan
organ tubuh dapat menangkal serangan radikal bebas karena di dalam sel terdapat
sejenis enzim khusus yang mampu melawannya, tetapi karena manusia secara alami
mengalami degradasi atau kemunduran seiring dengan peningkatan usia, akibatnya
pemusnahan radikal bebas tidak dapat terpenuhi dengan baik, maka kerusakan
jaringan terjadi secara perlahan-lahan.
Pencegahan
- Pola hidup sehat dan cerdas. Pola hidup sehat dan
cerdas dapat menghindari ancaman bahaya radikal bebas dalam tubuh seperti
hindari polusi dan berhenti merokok. Tubuh manusia dapat menetralisir radikal
bebas ini, hanya saja bila jumlahnya berlebihan, maka kemampuan untuk
menetralisirnya akan semakin berkurang. Merokok adalah kegiatan yang secara
sengaja memasukkan berbagai jenis zat berbahaya yang dapat meningkatkan jumlah
radikal bebas ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang
bersifat alamiah, sehingga bila menerima masukan seperi asap rokok, akan
berusaha untuk mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini dari tubuh melalui
proses metabolisme, tetapi proses metabolisme ini pun sebenarnya menghasilkan
radikal bebas.
- Berolah raga dengan intensitas rendah dan hindari
olahraga berlebihan. Olahraga teratur dan tidak berlebihan dapat membantu
mengatasi radikal bebas dalam tubuh. Tetapi sebaliknya olahraga berlebihan akan
membuat tubuh membutuhkan suplai oksigen yang sangat banyak, sehingga
peningkatan ini akan memicu timbulnya radikal bebas dalam tubuh. Jika sudah
merasa lelah, sebaiknya beristirahatlah sebentar dan atur pernafasan agar
normal kembali. Meningkatkan ketahanan tubuh kita secara bertahap melalui
program latihan olah raga dengan intensitas rendah yang disarankan seperti
jalan cepat, jogging, berenang, dan bersepeda statis dapat meningkatkan enzim
antioksidan endogen seperti enzim superoksid dismutase, glutation peroksidase
dan katalase untuk mencegah kerja setiap radikal bebas yang merusak. Ada
beberapa pedoman dasar yang dapat kita pergunakan untuk merencanakan program
latihan olahraga dengan intensitas rendah ini yaitu berolah raga dengan
frekwensi 3 - 5 kali dalam satu minggu dan lama berolah raga 45 - 60 menit
- Konsumsi sayur dan buah. Buah dan sayur adalah
sumber antioksidan terbaik. Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat
atau mencegah proses oksidasi. Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau
menghambat oksidasi zat yang mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi
rendah. Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek
berbahaya radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal
bebas ini dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya.
Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa golongan
fenolik dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat
dialam, terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk menangkap
radikal bebas. Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan, antara lain
vitamin E, vitamin C, dan karotenoid. Pengunaan vitamin dan suplemen makan
tergantung dari pada usia, jenis kelamin, tingkat kegiatan, bobot badan serta
kondisi tubuh dan penyakit yang sedang diderita.
pertanyaan:
bagaimana cara menangani dampak negatif dari radikal bebas?